Gajah di Riau
Nasib gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Riau tidaklah terlalu menggembirakan. Keberadaan mereka sekarang seakan menjadi sebuah dilema....
Nasib gajah Sumatra (Elephas m...
Read MoreNasib gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus) di Riau tidaklah terlalu menggembirakan. Keberadaan mereka sekarang seakan menjadi sebuah dilema....
Nasib gajah Sumatra (Elephas m...
Read MorePhinisi may be the world’s last seaworthy wooden sailboats still in wide use today. The phinisi is a traditional wooden two-masted sailing ship, which were mentioned as plying the waters of Indonesia as early as the 14th century. The ships today are built at Tanjung Bira...
Phinisi may be the world’s las...
Read MoreMy travel photo story about Jomblang and Grubug cave, which have a depth around 100 m (328.084 ft) at Gunung Kidul area in Yogyakarta, featured at Forbes Indonesia Magazine and Forbes Asia (November 2012 Issue). ...
My travel photo story abou...
Read MoreOdometer, alat pengukur jarak di mobil, mencatat 4.786 kilometer. Perjalanan ini benar-benar petualangan berkendara mobil terpanjang yang pernah saya lakukan, tanpa pengemudi cadangan. MENDUNG MENGGANTUNG di langit Selandia Baru. Malam beranjak larut. Gelap, nyaris tanpa lampu penerang. Saya menyusuri suatu ruas jalanan yang kadang mendaki panjang...
Odometer, alat pengukur ja...
Read MoreAt 2,000 meters above sea level, the moun- tains are high enough to trap the clouds, which nestle in the hills around Laut Tawar Lake in Central Aceh just before dawn. As the sun rises over the hills, the temperature climbs from a chilly 18...
At 2,000 meters above sea ...
Read MoreIn a place known better for its cigarettes, PD Taru Martani is the country’s oldest and largest cigar maker. Taru Martani was initially built under the name of N.V. Negresco in 1918. Three years later, in 1921, this cigar factory moved to Yogyakarta. After World War II was taken over by the late Sri Sultan Hamengkubuwono IX and renamed Taru Martani, Javanese for the leaves of life.
Kemegahan sebuah kota yang berpadu dengan kenyamanan hidup di sebuah komunitas budaya. Di senja yang cerah itu, untuk kesekian kalinya, saya mendatangi sebuah taman, di daerah New Farm. Tak ada banyak orang Saya meluaskan pandangan , menatap dari kejauhan Story Bridge megah diatas sungai Brisbane. Betapa...
Kemegahan sebuah kota yang ber...
Read More
Siapa yang tidak suka traveling, khususnya bagi ‘penggila’ fotografi ? Hampir semua fotografer saya pikir sangat suka melakukan perjalanan, tentu dengan cara dan tempat yang sesuai dengan selera masing-masing.
Naskah dan Foto oleh: Ahmad Zamroni
Kabut bergelanyut diantara tegak batang pepohonan. Sebagian terbang menuju tempat yang lebih hangat. Belukar yang daunnya telah rontok di musim gugur, tampak diantara sayup-sayup putihnya. Rumput dan tanah masih basah sisa hujan lalu. Diantara dingin desau angin di musim winter saya bergegas. Menyusuri jalan tanah dan berbatu. Gelap yang begitu cepat hadir dimusim dingin, sedikit menyulitkan saya. Di bumi perkemahan ini, beberapa kali saya berputar-putar tak tentu arah. Mencari tempat yang bagus untuk sekedar mendirikan tenda. Selain datar, kering, dan terlindung, yang tidak kalah penting tentunya tidak jauh dari arena tempat dilangsungkannya The Dreaming Festival, salah satu festival besar yang digelar di Woodford, salah satu kota kecil di negara bagian Queensland, Australia. Sebuah festival yang dilangsungkan di akhir minggu panjang di bulan Juni. Berlangsung selama tiga hari tiga malam.
On a hot afternoon in a dusty, dry field, many rows of water buffalo are standing together patiently in the sun. With his left hand holding the first buffalo in the row by a short rope and his right hand softly stroking its head, a...
On a hot afternoon in a dusty,...
Read More