Work from Home (WFH)
Penyebaran virus corona (Covid-19) dan social distancing membuat Work from Home (WFH) atau bekerja dari rumah banyak dibicarakan. Saya sendiri sudah sekitar dua tahun mempraktikan WFH atau Work From Heart, kalau istilah saya. Belum terlalu lama memang, karna itu saya masih terus belajar dan mengevaluasinya, agar kerja lebih asyik namun tetap produktif. Setidaknya ada beberapa pengalaman saya yang bisa bermanfaat bagi teman-teman yang mulai bekerja dirumah.
Lokasi Menentukan Prestasi
Tidak semua tempat di rumah sesuai untuk kerja. Ada faktor baik yang bersifat teknis maupun personal, misalanya kondisi sinyal WiFi, tempat yang nyaman, atau lokasi yang dekat mesin kopi, dapur, dan toilet. Menemukan suatu lokasi yang dirasa cukup efisien menunjang produktifitas anda merupakan hal yang diutamakan.
Meja Kerja Sesuai Selera
Barangkali situasi anda ini hanya sementara. Tapi bagi saya, kemewahan bekerja di rumah adalah bisa sesuka hati mengatur ruang atau meja kerja sesuai dengan anda. Kebebasan yang mungkin tidak bisa didapatkan di kantor. Membuat meja kerja lebih hijau dengan tanaman atau memasang musik keras-keras sembari kerja misalnya. Kenyamanan ini diharapkan bukan penjadi sebuah distraksi tapi pada akhirnya akan menambah kreativitas dan produktifitas kerja anda.
Mendisiplinkan Diri
Disiplin disini lebih tentang seberapa efisien anda memanfaatkan waktu. Kapan ingin memulai, kapan istirahat dan kapan berhenti, semua ada di tangan anda. Semakin efisien tentu saja waktu untuk hal lain yang bersifat hiburan pun jadi lebih mungkin tersedia. Bekerja di rumah bukan lagi persoalan jam kerja. Tapi bagaimana anda menuntaskan tugas-tugas yang anda punya.
Buat Perencanaan
Sejauh pengalaman saya kerja dirumah. Hal paling berat adalah mendisiplinkan diri. Tidak ada teman atau atasan yang akan menegur atau mengatur anda tentang apa yang harus dilakukan. Perencanaan dengan timeline yang jelas akan sangat membantu anda untuk bisa kembali ke jalur utama. Kemerdekaan waktu penuh para penggoda. Buat target harian jika memang diperlukan.
Pikirkan Waktu Istirahat
Awal-awal bekerja di rumah, saya berfikir akan bisa istirahat lebih awal. Hal itu ternyata tidak sepenuhnya benar. Kadang anda bisa sampai hanyut, larut bekerja, bahkan di hari libur. Apalagi jika itu menyangkut perusahaan/bisnis anda sendiri. Bagaimana lagi, meja kerja bisa mungkin terlihat dari ruang keluarga kita. Komputer begitu terjangkau hanya dalam beberapa langkah. Notifikasi hadir kapan saja. Hal-hal tersebut yang menghambat kita untuk bisa berkata berhenti dan istirahat.
Saya sendiri membiasakan memilih mengawali kerja jauh lebih pagi dibanding harus kerja larut.
Semoga bermanfaat. Apabila ada hal menarik lain yang saya lewatkan, saya akan senang sekali mendengarnya.